Pemimpin pemerintahan adalah orang yang menerima sebuah
amanah dari rakyat dengan satu tujuan yaitu untuk menyelenggarakan keadilan dan
kesejahteraan kepada rakyat yang dipimpinnya. Maka dari itu pemimpin pemerintah
haruslah amanah, harus menyejahterakan masyarakat, memiliki visi misi dan tidak
boleh menerapkan kepemimpinan yang otoriter.
A. Harus Amanah
Sosok
pemimpin yang baik yang harus kita jadikan panutan tidak lain dan tidak bukan
adalah Nabi besar Muhammad SAW, dimana belia memiliki sifat yang amanah atau
dapat dipercaya. Karena kepercayaan ini lah beliau memiliki banyak pengikut.
Pemimpin pemerintah haruslah memiliki sifat seperti ini. Amanah harus di tanam
di dalam hati.
Kepercayaan
itu sifatnya abadi dan tanpa batas, kepercayaan tidak memiliki batasan sehingga
seseorang bisa memberikan segalanya apabila dia memiliki kepercayaan terhadap
seseorang yang lain. Maka dari itu pemerintahan yang baik akan tercipta apabila
pemimpin pemeritahnya orang yang amanah. Apabila pemimpinnya amanah maka
masyarakatpun akan memiliki pula kepercayaan yang penuh kepada pemerintah.
Apabila masyarakat percaya kepada pemerintah karena memiliki pemimpin
pemerintah yang amanah, maka masyarakat pun akan taat pada aturan yang dibuat
oleh pemerintah, rajin membayar pajak karena mereka percaya uang pajak nya akan
dipakau untuk sebesar-besar kepentingan masyarakat banyak bukan untuk
membesarkan kantong tikus berdasi dibalik meja.
B. Harus Menyejahterakan Masyarakat
Ini
adalah hal yang wajib untuk di lakukan dan dimiliki oleh pemerintah, yaitu
untuk menyejahterakan masyarakat. Hadirnya negara dilihat dari seberapa peduli
pemerintah terhadap masyarakatnya. Sebaliknya masyarakat akan senang apabila
pemerintah peduli terhadap kesejahteraannya
Prof . J
kaloh dalam bukunya Kepemimpinan Kepala Daerah mengatakan bahwa pemimpin yang
baik itu adalah pemimpin yang bisa melihat dan merespon keluhan masyarakat
serta bisa menjawab setiap pertanyaan masyarakat. Dalam hal ini, kaloh
menjelaskan bahwa pemerintah haruslah menjadi orang yang peka terhadap keluhan
masyarakat sehingga kesejahteraan masyarakat dapat terjamin. Apalagi dimasa
pandemi Covid-19 ini kehadiran pemerintah benar-benar harus ada dan nyata di
mata masyarkat yang sedang kesusahan. Kesejahteraan haruslah menjadi prioritas
utama dalam pelaksanaan kehidupan berbangsa dan bernegara
C. Memiliki Visi dan Misi
Siapa
yang tidak kenal visi misi, bahkan ketika mencalonkan diri sebagai ketua osis
pun harus lah memiliki visi misi. Visi adalah sesuatu yang ingin dicapai untuk
tujuan bersama dan dalam jangka waktu yang telah di tentukan bersama. Sedangkan
misi adalah bagaimana cara supaya visi tersebut dapat terwujud. Biasanya misi
terdiri dari beberapa poin program.
Tipe
pemimpin yang baik dapat kita lihat dari visi misinya, banyak pun visi misi
belum menjamin apakah pemimpin itu bagus atau tidak, sebaliknya sedikit pun
visi misinya belum tentu pemimpin itu kurang bagus. Pemimpin yang baik itu
harus lah bisa mewujudkan visi misinya yang telah di deklarasikan ketika
mengkampanyekan dirinya. Apabila visi misi tersebut hanya sebagai bualan untuk
menarik simpati dan dukungan masyarakat, maka pemimpin itu kurang bagus.
Dalam
pemerintahan pun tidak lain dan tidak bukan adalah sama. Pemimpin pemerintahan
harus bisa mewujudkan visi misinya yang telah di deklarasikan secara tegas dan
lantang di kalayak publik. Masyarakat menaruh harapan di visi misi yang telah
di buat oleh pemimpin pemerintahan, dimana tak lain adalah untuk kesejahteraan
bersama, karena yagn merasakan dampak dari PHP nya pemerintah adalah masyarakat
kecil. Apabila pemimpin pemerintahan tidak menepati visi misi nya, maka baju
yang cocok untuk di pakai untk pemimpin pemerintahan tersebut adalah rompi
orange.
D. Tidak Boleh Otoriter
Berbicara
tentang otoriter mengingatkan kita dengan Korea Utara dimana Kim Jong Un
menerapkan kepemimpinan yang otoriter, Adolf hitler di Jerman serta tidak perlu
jauh-jauh di masa Orde Baru di bawah kepemimpinan Pak Suharto. Kepemimpinan
yang otoriter adalah dimana dia menjadikan suaranya adalah peraturan yang
absolut. Tidak boleh dilanggar, kebebasan berpendapat di larang, suara rakyat
dibungkam, dan masih banyak lagi. Sistem otoriter membuat pemimpin pemerintahan
menjadi “Suara Tuhan” dimana pemerintahannya tertinggi dan tidak boleh
dilanggar.
Pemimpin
pemerintahan tidak boleh menerapkan kepemimpinan yang otoriter, karena akan
selalu di benci oleh masyarakat dan oleh segelintir orang. Masyarakat tidak
dapat menyuarakan suaranya kepada pemerintah apalagi yang berbau kritik tajam,
maka bisa ilang pada malam hari seperti yang terjadi di era kepemimpinan pak
harto. Keluarga pemimpin tersebut akan berlomba-lomba untuk menumpuk kekayaannya.
Maka dari itu gaya kepemimpianna yagn otoriter tidak boleh di pakai oleh
pemimpin pemerintahan.
Referensi :
Kaloh.2018. Kepemimpinan Kepala
Daerah.Jakarta:Sinar Grafika.